Supernetting adalah teknik penggabungan beberapa subnet, dimana manfaat dari supernetting ini adalah untuk mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori pada router tersebut.
Supernetting merupakan kebalikan dari Subnetting, dimana dalam hal ini penambahan jumlah Host dalam jaringan dilakukan dengan meminjam beberapa bit network untuk dijadikan bit Host dalam membentuk IP-Address pada Supernet, dengan memperhatikan jumlah Nomor Host yang akan digabung.
Pengaturan IP-Address pada super jaringan (supernet) ada prosedurnya tersendiri, yaitu sebagai berikut:
Prosedur Supernetting :
- Pada Supernetbit Host yang bernilai nol semua berfungsi sebagai Supernet Address, bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address.
- Pada proses netmasking, IP-Address untuk Supernet-mask ditentukan dengan mengganti semua bit Network dengan bit 1, dan mengganti semua bit Host (termasuk bit Host yang dipinjam dari bit Network) dengan bit 0.Contohnya pembentukan supernet dari gabungan 4 buah jaringan Kelas-C dengan meminjam 2 bit Network, maka komposisi bit 1 dan bit 0 pada proses netmasking :
Sebelum Subnetting :
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Proses netmasking :
11111111.11111111.11111111.00000000
Subnet-maskKls-C :
255.255.255.0
Setelah Supernetting :
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnHH.hhhhhhhh
Proses netmasking :
11111111.11111111.11111100.00000000
Supernet-mask:
255.255.252.0
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Proses netmasking :
11111111.11111111.11111111.00000000
Subnet-maskKls-C :
255.255.255.0
Setelah Supernetting :
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnHH.hhhhhhhh
Proses netmasking :
11111111.11111111.11111100.00000000
Supernet-mask:
255.255.252.0
Manfaat supernetting :
Mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori pada router tersebut.
Mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori pada router tersebut.
Strategi Perhitungan Subnetting dan Supernetting :
- Jika pada masing-masing kelas IP (A/B/C) subnetmask sebuah IP address host tidak default, dan jumlah bit network pada subnetmask tersebut kurang dari jumlah bit netwok pada subnetmask defaultnya disebut supernetting. Contoh, IP 192.168.100.8/22. Jelas bahwa IP tersebut termasuk kelas C. Akan tetapi, bit subnetmasknya kurang dari defaultnya. Dengan demikian, kasus ini menggunakan supernetting.
- Ketentuan perhitungan jumlah supernet dan hostnya sama dengan perhitungan subnetting.
- Kegunaan supernetting adalah untuk menggabungkan jumlah IP yang tidak mencukupi dari sebuah kelas IP dan menghindari router. Misalnya, untuk kelas C, jumlah host dari networknya tidak bisa lebih dari 254 IP. Padahal diinginkan 1 networknya 1000 komputer tanpa menggunakan Router. Nah, di sinilah peranan supernetting diperlukan. Biasanya, supernetting ini disebut dengan CIDR (classless inter-domain routing).
Rumus
Jumlah Supernet = 2ˣ
dimana x adalah banyaknya binari „0‟ pada oktet terakhir
subnet mask yang digeser.
Jumlah Host per Supernetting = 2ʸ-2
dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari „0‟
pada oktet terakhir subnetmask.
Block = 256-z
dimana z adalah nilai oktet terakhir subnet mask.
Contoh :
IP Address 192.168.10.0/22
Analisa :
IP Address 192.168.10.0 berarti kelas C
SubnetMask /22 berarti 255.255.252.0
(11111111.11111111.11111100.00000000)
Desimal
|
Binari
|
|
IP Address
|
192.168.10.0
|
11000000.10101000.00001010.000000000
|
SubnetMask
|
255.255.252.0
|
11111111.11111111.11111100.000000000
|
Net Address
|
192.168.8.0
|
11000000.10101000.00001000.000000000
|
BroadAddress
|
192.168.11.255
|
11000000.10101000.00001011.1111111118
|
Jumlah SubNet = 2²
= 4 jaringan
Jumlah Host per Subnet = 2¹¹-2
= 1024 host
Range Network = NetAddress – BroadAddress
= 192.168.8.0 – 192.168.11.255
Block = 256 – 252 = 4
Jaringan pertama 192.168.8.1 -
192.168.11.255
Jaringan Kedua 192.168.12.0 -
192.168.15.255
Jaringan Ketiga 192.168.16.0 -
192.168.19.255
Jaringan Keempat 192.168.20.0 -
192.168.23.254
nice information min
BalasHapusobeng 5in1